Rurouni Kenshin Part 3: The Emotional Plots (A Review)




Ada beberapa bagian yang membuat saya cukup emosional menonton animasi ini dan akhirnya berdampak cukup buruk pada keseharian saya seperti yang sempat saya ceritakan sebelum-sebelumnya. Potongan-potongan plot ini terpisah dalam beberapa versi, termasuk versi yang sempat booming di Indonesia beberapa tahun yang lalu.

Potongan pertama: (Touched Farewell) ketika Himura hendak berangkat menuju Kyoto untuk membantu pemerintah Meiji mengatasi pemberontak paling kuat, Shishio. Semula ia menyadari bahwa ia akan kembali pada kehidupan yang sangat ia takuti dan hindari, pembantai berdarah dingin dan mati sebagai seorang samurai pembantai terhebat sepanjang sejarah. Karena itu ia mengucapkan perpisahan hanya pada orang yang paling ia cintai, Kaoru. Perpisahan, sepanjang sejarah pengetahuan manusia, selalu menimbulkan pertanyaan tak terjelaskan.

Potongan kedua: (Undefined Feeling) orang pertama yang membuat Himura ingin berhenti menjadi seorang pembantai adalah Tomoe (istri pertamanya). Tomoe adalah tunangan seorang samurai yang mati di tangan Himura. Karena itulah ia datang menemui Himura dengan maksud membunuhnya karena ia telah merampas kebahagiaan pertama dalam hidupnya. Betapa rumit perasaan yang mereka alami dipotongan ini. Buruknya, baik Himura maupun Tomoe sama-sama saling jatuh cinta. Tomoe merasa telah melanggar keputusan dan perasaannya sendiri. Sedangkan Himura merasa bersalah karena ia telah merampas paksa kebahagiaan orang lain dan kini malah ia jatuh cinta pada tunangan orang yang ia bunuh. Pada akhirnya Tomoe menyerahkan hidupnya sendiri demi melidungi Himura dan membawanya pada jalan komitmen untuk melindungi orang lain yang membutuhkan. Luka di wajah Himura adalah simbol dua makna, dendam tunangan Tomoe yang ia bunuh dan pemutusan dendam oleh Tomoe. Luka itu kelak menjadi sebuah legenda yang tak terhapuskan dalam jalan kembaranya.

Potongan ketiga: (Sweetest Survival) Di akhir pertarungannya dengan Shishio, Himura mengalami luka yang amat parah dan hampir menewaskannya seandainya ia tak memiliki kemauan untuk terus hidup. Tubuhnya hampir tidak memenuhi kapasitas untuk bertahan hidup, namun sejenak ia mengingat bahwa Kaoru tengah menunggunya di suatu tempat. Menunggunya pulang ke rumah bersama-sama. Hingga akhirnya semangat dan dorongan itulah yang membuatnya terus bertahan.

Potongan keempat: (The Past Vengeance) lagi-lagi ia bertengkar hebat dengan masa lalunya. Adik Tomoe yang menyaksikan secara langsung bagaimana kakaknya mempertaruhkan nyawa dan kebahagiaannya demi Himura menuntut balas dendam. Kaoru tahu persis bagaimana masa lalu itu berperan penuh dalam pengembaraannya dari waktu ke waktu dan dari ruang ke ruang. Tetapi, Himura tak menyerahkan hidupnya begitu saja pada rasa bersalah. Ia menggunakan sebaik mungkin kesempatan hidup yang diberikan oleh saudara-saudara perempuannya ketika masih kecil, kesempatan hidup yang diberikan oleh Tomoe dan juga Kaoru. Kesempatan-kesempatan yang ia dapatkan demi menjaganya tetap hidup dengan baik.

Potongan kelima: (What Things Can Make You Happy?) Himura menceritakan pada Kaoru bagaimana perjalanannya selama ini adalah untuk meminta maaf pada keluarga samurai yang ia bunuh di masa lalu, tetapi tak ada satupun yang mau memaafkannya bahkan tak mengijinkannya datang ke makam mereka. Pertaruhannya adalah kebahagiaannya. Ia takkan pernah berdamai dengan dirinya sendiri karena hidup yang telah ia rusak di masa lalu. Kesetiaan dan rasa cinta Kaoru yang dalam akhirnya membawa dia pada keputusan tulus untuk hidup sebagaimana Himura hidup. Sebuah pemberian yang terlampaui mahal untuk Himura. Artinya, Kaoru menggadaikan kebahagiaannya sendiri demi menanggung kesedihan bersama dengan orang yang dicintainya. Hingga akhirnya, Kaoru meminta Himura untuk menjadi bagian dari keluarganya yang utuh.
Potongan keenam: (I Will Give Everything to You, Just Be Happy) Mereka menikah dan memiliki seorang putra. Setiap kali ia pulang dari perjalanannya, kebahagiaan dan kedamaian dihatinya membuncah tak terkira merasakan makna rumah terutama ketika ia melihat Kaoru yang selalu setia menunggu kedatangannya di teras rumah setiap hari. Kedamaian yang ingin selalu ia jaga. Tugasnya kini hanya satu, membuat Kaoru bahagia, tak peduli apapun. Seorang yang mencintainya tanpa syarat.


Potongan ketujuh: (Share Your Pain With Me, Please) bagian inilah yang membuat saya sedih. Entah ada hujan dan angin dari mana tiba-tiba sepulang dari perjalanannya Himura terkena wabah penyakit kulit yang menular dan tak bisa disembuhkan. Ia menghindari diri dari Kaoru untuk menjaga istrinya tetap sehat. Namun, ketulusan dan keputusan istrinya sejak pertama kali bertemu dengannya tak dapat diganggu gugat. Kaoru tak bisa hidup tanpa Himura, apapun yang terjadi. Inilah konflik paling besar yang bikin saya distressed sejak awal (*geleng-geleng kepala). Kaoru merasakan adanya perpisahan yang benar-benar tak terhindarkan saat ini. Rasa sakit yang dirasakan oleh suaminya harus ia rasakan pula, tak bisa tidak. Akhirnya, Kaoru juga terjangkiti penyakit tersebut karena tidak bisa berada terlalu jauh dengan suaminya.

Potongan kedelapan: (I am Home) Yang paling membuat saya frustasi adalah scene terakhir dari tayangan samurai X versi OVA ini. Penyakit yang diderita oleh Himura mencapai batas akhir. Namun, ia tak ingin mati di tempat asing dalam perjalanannya kali ini. Ia ingin pulang dan bertemu dengan istrinya. Ia tak ingin istrinya menunggu ketidakpastian. Sementara itu, penyakit yang sama juga melumpuhkan Kaoru. Jalan hidup yang ia pilih demi orang yang dicintainya benar-benar menyedihkan. Namun, ketulusan itu menjalar di setiap waktu. Kaoru tak pernah berhenti menunggu Himura pulang dan kembali padanya. Dengan jalan tertatih, Himura menelusuri jalan pulang menuju Kaoru. Ia tahu, kematian tengah mengejar selangkah tepat di belakangnya. Kaoru menyadari bahwa suaminya pulang. Dengan langkah berat pula ia menjemput Himura di jalan setapak yang selalu menjadi tempat paling menyenangkan bagi mereka. Melihat Kaoru dari kejauhan, Himura tersenyum bahagia meskipun tubuhnya tak lagi dapat ia rasakan. Himura terjatuh tepat dipelukan istrinya dan berkata bahwa ia pulang dan kembali pada Kaoru. Himura menemui ajalnya dipangkuan istrinya. Bekas luka dipipi Himura menghilang menandakan bahwa tak lagi ada dendam tersisa. Himura telah melunasi semua hutang-hutang di masa lalunya sekaligus membuat Kaoru bahagia. Tak lama setelah itu, Kaoru meninggal dengan penyakit yang sama.

Potongan kesembilan; (The Little Himura) Putra Himura dan Kaoru, Himura Kenji akhirnya meneruskan perjuangan ayahnya dan mewarisi pusaka bersejarah milik ayahnya, Sakabatou. Karakternya hampir sama dengan ayahnya, Himura Kenshin dan karakter gadis yang disukainya pun seperti Kamiya Kaoru. Kalau dipikir-pikir, penonton banyak menilai kalau mereka itu seperti reinkarnasi dari kedua orang tua Kenji. Jalan ceritanyapun katanya hampir sama dengan plot Himura Kenshin dan Kamiya Kaoru. Seakan-akan penulis mencoba menyempurnakan kisah hidup Himura Kenshin yang masa lalunya benar-benar gelap dengan karakter putranya sendiri. Begitu pula dengan Kaoru, Chizuru yang mirip sekali dengan tokoh Kaoru seakan-akan dihidupkan kembali dengan nama yang berbeda.


Yogyakarta, Unimportant Writing
Testing my writing skill. 11 Oktober 2014

3 komentar:

  1. Saya pikir hanya saya yang baper (bahasa anak sekarang) setelah nonton OVA dari Samurai X...sampai berhari2 kepikiran ceritanya..sampai2 semua gadget dipasangi gambar Kenshin dn Tomoe..#tepuk jidat utk saya

    BalasHapus
  2. Seperti waktu membaca kisah candy candy saya juga baper sampai sekarang, cerita kenshin sangat menyentuh persaan. Saya penasaran dengan kenshin yang menikah pada usia 15 tahun..hehe kl saya 15 th sih masih kelas 1 SMA.. Singkatnya saya masih belum bisa move on. Apalagi ada LA Movie nya....

    BalasHapus
  3. aku lebih suka Kenshin sama kaoru so sweet ... istri kedua Kenshin sekaligus cinta sejatinya Kenshin himura

    BalasHapus