Terlelap...






Saat kau terlelap..
Kubayangkan engkau tertidur tenang menahan kerinduan yang membuih dari 24 jam ke 24 jam berikutnya. Tanpa henti. Menjerumuskan. Lelap dalam kelelahan karena hatimu tak henti-hentinya menagih. Akan kau apakah rindu semenghujam ini?


Malang..
Ode to my heart.

Let You Flow...


Saya mungkin bisa melepaskanmu,,
tetapi saya terlanjur jatuh di dalam sini
yang tak memungkinkah bagi hati saya untuk keluar
jadi, biarkan saja...
saya tahu kalau saya sedang terluka
biarlah waktu berjalan
saya masih punya hujan untuk berbasahan
mengguyur habis ketakberdayaan
meski ia tak bisa melepaskan rasa sakit saya
namun, saya akan rasakan sensasinya
perihnya terluka dimana hanya waktu yang bisa membalutnya


Malang, 1 Agustus 2012

Tidur..


Tak perlu kau bangun dari tidurmu
tak usah bersuara menyambutku
kucukup bahagia berada di sini
di sisimu, memandangmu
tanpa harus kau tahu

Sekian lama sudah kita tak berjumpa
tiada terbilang lagi rindu ini
dalam haru, ku membisu

Malam ini kucukupkan hanya menatapimu
malam ini kuputuskan untuk jaga tidurmu

Jika nanti semua ini berlalu
jika ku tak lagi jauh darimu
aku akan temani engkau selalu
pagi, siang, sore, malam
kapanpun engkau mau

Sekian lama sudah ku tak bisa pulang
nyaris tiada terbayang kau kini kupandang
dalam hati, namun ku berbisik

Oh,, tidur, tenang
Oh,, tidur, sayang, tidur
aku akan ada saat matamu membuka
mendekap engkau seolah tiada esok, lusa

Tiada pergi jauh lagi dari engkau
tiada malam, tiada pagi,
tanpa hangat jarimu


Malang, 1 Agustus 2012
By. Dewi Lestari

Our Smile..


Ingatkah? Kita pernah tertawa selepas ini
melupakan sejenak luapan dan keegoisan dunia pada takdir kita
bersama menikmati dinginnya es krim yang menghangatkan hati
duduk dan bercerita tentang hal-hal sepele
hidup seharusnya tetap seperti ini
bahkan ketika kamu tak lagi di sisi saya sekalipun
kita tak boleh egois pada kebahagiaan kita sendiri
sebaiknya tidak sama-sama menangisi potongan kenangan
karena itu adalah harta karun paling berharga di kantong kita
Tahukah?
kita selalu saling menyayangi dan kadang saling memarahi
namun, aku selalu menang untuk bisa seegois ini
menghujanimu dengan kata-kata pedas penuh tantangan
namun, sebenarnya aku pun tengah memarahi diri sendiri
yang terkadang serapuh daun kering yang siap terbakar matahari
kita tak bisa terus-menerus mempertanyakan diri
menuntut hati kita sendiri agar menjawab dengan sempurna 
semua dan apa yang kita miliki
Pahamkah?
saya selalu memberi nilai paling tinggi untuk sebuah cinta
namun, bukan cinta yang membuat patah hati
cinta yang mampu membahagiakan kita kapanpun dan
dimanapun kita mengingatnya.
cinta yang tak menuntut kesempurnaan dalam diamnya
Kawan,, kitalah bahagia itu
yang terangkum dalam senyum simpul dalam kenangan.
..........


Malang, 31 Juli 2012

Your World...


Kok bisa ya,, ada manusia donat sepertimu
ketika melihat donat sinar matanya berbinar terang
mengalahkan matahari,, hagshags


Membacamu, Ayah...


Aku yang terlambat memahamimu, ayah. Bukan, tetapi aku masih belum mampu memahamimu hingga detik ini berlanjut. Adakah yang lebih berhak kumuliakan daripada engkau dan ibu? Dalam hidupku, engkau tak bisa dan takkan pernah bisa tertukar dengan apapun. Hanya itu definisi tentangmu yang mampu kurekam sedekat ini. Aku belum bisa memaknai amarahmu dengan cinta selembut lembaran daun kering yang terjatuh. Aku belum mampu memaksakan hatiku memaknai diammu sebagai langkah lain engkau tunjukkan cintamu.


Ayah, adalah engkau yang selama ini menggenggam separuh perjalananku. Yang tak mampu kutukar bahkan dengan cinta terdalamku.


Cinta seperti apa yang engkau definisikan dalam lekang waktu selama ini? Hatiku belum mampu membacanya sejelas itu. Ada ego dalam fikirku yang menyekat pengertianku. 


Waktu demi waktu masih melajukan kasih sayangmu selembut renik debu. Aku tak mampu sehalus itu mencintaimu. Hanya mimpi sebagai hutang yang belum terbayarkan dalam penuh usiamu hingga saat ini. Egomu kuartikan sebagai kekacauan dalam binari hatiku. Kehendakmu kumaknai sebagai pengekangan yang tak memiliki arti.


Maafkan, bila ternyata kesalahan itu terlalu dini dan akhirnya meruncing terekam jelas oleh waktu. Cinta tak mampu kuhadirkan dalam tangis kemarahan seperti ini.


Ayah, bilamana engkau dan aku tak bisa berubah, bilamana kita masih berada jauh dipersimpangan ini diam-diam, dan bilamana aku masih sangat sulit membaca semua yang engkau berikan. Maka, hanya doa sebagai hujan terakhir yang meluruhkan segalanya.. 


Mimpi-mimpi ini, kupersembahkan untukmu sebagai tiket masuk pada firdausNya. Rumah yang engkau impikan pada daftar doa terakhir, diantara tumpukan mimpi demi aku dan hidupku yang membuat ramai ujung sajadahmu.




Malang, 26 Juli 2012

Kompensasi...


Saya akan membayar apapun..
sebagai bentuk kompensasi karena telah mencintaimu
dengan harga tertinggi dalam hidupku
juga dengan harapan termahal dalam perjalananku


Malang, 26 Juli 2012

Doa..


Pada ujung dhuha dan sepertiga malam
tak ada yang lebih pasrah dari doa kecilku
menutup mata dalam sujud panjang
menuntun harap pada kepasrahan hatiku
"Ya Huda, tunjukkan arah pada hatiku"



Malang, 26 Juli 2012

Senja Untukmu...


Kutulis senja saga ini untukmu
yang mengarung luka penuh pasrah pada waktu
membingkaimu dalam jeda-jeda panjang yang meredam
menderu-rindukan senyum dalam sebuah bingkai jiwa
kuhadiahkan kemilau mega ini padamu
dalam sekotak harapan dan doa pada sujud letihku
meminta berulang kali pada hati yang sama
untuk waktu yang tak terlesak mata
kurangkum senja ini dalam lembaran-lembaranmu
agar suatu saat waktu tak menyakitimu
seusai separuh lesak jiwa kau lego padanya
kuharap kenangan takkan memerahkan senja ini padamu


Malang, 26 Juli 2012

How I Feel...


Aku mencintaimu sehalus aksara menyembunyi makna
aku mencintaimu sedalam detik menyembunyikan waktu
aku mencintaimu seluas putih memaknai salju
aku mencintaimu tanpa putus asa
meletakkanmu di sudut terdalam hatiku
mengukirnya pada dinding-dinding beku ujung kalbu
aku mencintaimu, dan jatuh cinta untuk hidupku
aku mencintaimu, lalu merindukanmu seiring jeda mengalirkan irama
memuarakan segalanya pada yang tak terdefinisi
............
hanya ada titik tanpa kata,
mengatakan bahwa aku mencintaimu tanpa sesal
tanpa waktu dan tanpa jeda.


Malang, 26 Juli 2012

Dream Of You...


What I've seen before?
Depict of you seems clearly in my eyes
Am I missing you?
After I said that I need to be patient
waiting the time under the tree with the music
I already dreaming of you
for not the first time
but for thousands time 
and every I closed my eyes.


Ganjaran, 23 Juli 2012

Mengunjungi Alif-Mu...


..... Mendekap alif-Mu di ujung sunyi membayang luka
gemuruh tasbih para malaikat memasung gelisah
cinta seperti kata yang menandas kalbu
sebab Engkau hadirkan lewat pasrah bayang para alif-Mu
adiksi. Getar antara nurani dan koridor masa laluku
jiwaku meluruh dalam sunyi
Sesungguhnya, apa yang Engkau sisipkan pada alif itu
membayangku dalam rindu-redam yang tak kenal waktu
Alif, Alif, Alif...
berkenanlah menemuiku kembali seusai saga menyapa
Alif, Alif dalam Alf..
dekap aku lewat bening hujam kelabunya hatiku.


Ganjaran, 23 Juli 2012

Sabar...


Jalankan semuanya dengan kesabaran..
Meskipun sebenarnya saya sendiri sangat susah bersabar
Tapi, kita harus saling mengingatkan
karena dengan demikian akan terjaga satu sama lain...
..............

Adakah yang lebih sabar dari kenangan?
Yang mengajarkan kita untuk saling menunggu
bahwa mungkin waktu tengah merangkai jeda yang lebih panjang
daripada ratusan detiknya yang mendetak
Adakah yang lebih sabar dari rimbun sunyi yang terucap
lewat doa kecil di ujung subuh?
Yang selalu membawaku pada harap dan sujud panjang
ucapkan sejenak pada sang Izzah
"Tuhan, sabarkan hati ini."


Ganjaran, 23 Juli 2012
"Saya tak pergi kemana-mana, pun juga hatimu"

Jangan Lelah Menunggu...


Jangan lelah menunggui waktu yang kian memaju
bayangku masih menuju sunyi yang menyeret perih
setiap kali hentakan detik memejarakan hampa-hampaku
aku teringat engkau yang menunggu dibangku yang sama
menghitung gerimis sebanyak rindu yang berjejatuhan
tanpa kata, sirna perlahan mulai mengambil tempat di sisimu
deru-deru dalam kalbuku mulai menepis batas
engkau... Jangan lelah menungguku dalam kenang
kelabu jalan setapak ini membuat langkahku tertahan
hanya ada pendar rindu yang memijarkan jejakku
bertahanlah... menahanlah bersama waktu
sejenak dalam irama senyap.
Jangan lelah menunggu...


Malang, 22 Juli 2012
12.56 wib
 
 

The Moon That Embraces The Sun..


Ada yang pernah menonton film ini?
Drama korea yang berjumlah sekitar 20 episode ini benar-benar membuat saya cukup ketagihan menatap layar laptop sampai rela tidak mandi (hehehe,,). Untuk ukuran seorang Qorry yang pemilih dan selektif memilih film untuk di tonton, drama ini cukup meninggalkan kesan dramatis dan penuh pesan hidup. Buat teman-teman blogger sekalian, terlebih untuk penggemar drama korea mohon untuk menonton bukan hanya dengan mata saja, namun rekamlah pesannya juga dengan hati. Ada banyak hal yang patut kita ambil pelajaran disekitar kita, termasuk melalui hiburan juga. ^_^ (sok dewasa. LOL)

Well, saya akan sedikit mengupas mengapa saya menyebut film ini bagus untuk diambil pelajarannya.

Menikahlah...



Semenjak saya dinobatkan menjadi seorang sarjana di kampus, atau dalam kata lain lulus kuliah. Saya memang sengaja meluangkan waktu yang lebih untuk pemupukan bakat saya sambil bekerja ringan di sebuah lembaga pengajaran. Saya merasa hidup saya cukup baik saat itu, karena saya merasa menjadi pengangguran berkelas yang bebas. Hehehe.. Namun, ternyata hal itu berbeda dengan persepsi teman-teman seangkatan saya baik itu yang MA ataupun yang seangkatan diperkuliahan. Lulus kuliah means menikah sambil bekerja atau berkarir. 

Meditasi..


Pagi ini, saya mendapat pelajaran sangat berharga dari orang yang sangat berharga. Pesan yang membuat saya merenung seharian tentang liku kehidupan saya yang acak selama ini. Saya sebut acak, karena saya kadangkala butuh kejujuran dalam diri sendiri. Saya lebih sering berbohong pada hati saya sendiri bahwasannya saya sedang butuh ini dan butuh itu. Cover hidup saya tak pernah cocok dengan keadaan jiwa saya yang kadangkala mereka memberi saya air disaat saya sedang memiliki sebotol penuh di tangan dan membuang air tatkala saya sedang sangat dahaga. Tak menyalahkan hidup sebenarnya, mungkin karena saya tak pernah mencari. Dan sangat sulit mencari hal yang sepadan dengan hati saya.


Padamu, Ramadhan...


Kutunggu engkau dibalik pintu penuh harap dan cemas
Ramadhan, sedialah engkau hadir dirumahku
sejenak singgah dalam cadasnya luka-luka hatiku
izinkan sehasta umurku mendekapmu..
Ramadhan
Dalam penjelajahan sunyi ini, hanya aku sendiri yang tertinggal jauh
menunggumu membawa lentera dalam kelabu jiwaku
kisah panjang perjalananku, masih tetap menutupku
dalam ego yang panjang dan keras
aku selalu menunggumu, Ramadhan
hadir meski hanya sejenak dalam kalbu
mencairkan kembali nuraniku yang berduri
............
 
 
Malang, 21 Juli 2012

Bahagia...






Bahagia itu relatif subyektif. Kita bisa bahagia jika pikiran kita bahagia, tenang dan puas dengan keadaan kita. Definisi bahagia itu hanya ada dalam lubuk hati. Bila bagimu bahagia adalah ketika kamu berkontemplasi dan membiarkan hidup itu mengalir sesuai dengan lajurnya. Menyerahkan segala urusan kepada Allah semata, maka itu adalah bahagiamu. Kamu tak salah karena sayapun mengamini hal itu benar. Saya menyebutnya dengan jalan para sufi. Jalan tariqah demi menfokuskan segala unsure dalam jiwa hanya padaNya semata. 

Carilah Siapa Engkau Yang Sebenarnya..


Mengenalmu adalah sesuatu yang tak pernah kusangka sebelumnya. Bersyukur kepada Tuhan, bahwa ternyata kamulah satu-satunya kawan yang sempat membuatku menangisi kekonyolan dan kebodohan diri sendiri. Lewat dirimu, Allah ternyata berikan aku jalan bahwa sebenarnya aku masih begitu egois dan tak dewasa. Pelajaran paling berharga mengenai diri sendiri. Kamu membuatku semakin mengenal dengan kondisiku sendiri, semua sifat-sifat dan keangkuhanku menatap pongah dunia ini. Dan bersamamu, untuk pertama kalinya aku tahu bahwa menjadi diri sendiri adalah pelajaran inti yang paling dicari semua manusia di dunia ini.

Membaca Laut..


Kadangkala, ada beberapa hal aneh yang seringkali saya lakukan untuk memuaskan batin. Dan hal yang seringkali saya lakukan adalah kontemplasi. Kontemplasi tidak hanya sekedar merenung dengan kepala dan isi hati kosong melompong, namun merenung dengan mengesampingkan niat untuk egois sejenak. Kadangkala, manusia egois terhadap dirinya sendiri. Tidak memberi ruang untuk sejenak batin ini beristirahat dari glamoritas kehidupan yang menyesakkan. Adakalanya hati butuh beristirahat dan melepaskan sejenak penat keinginan sendiri. Dengan begitu, hakikat dan niat mampu kita tata dan rapikan kembali ke tempat muasal.

Bulan Ini, Hadir Kembali...


Ramadhan.. Datanglah kejauhnya lubuk hati
Biarkan engkau mengkristal di dalamnya
....


Malang, 19 Juli 2012

Menatap Laut..


Terduduk sepi ditepi jendela, menatap taburan bintang
yang terjaga ketika kelam tiba.
Ada yang terjadi ketika itu...
Tawar menawar dengan alam yang tengah berbincang
"Tidakkah ingin menatap laut dari tepinya?"
.................
Sebab, ujung renungmu ada di sana
siap melomba bersama deburan dan buih lautan
"Datanglah"


 Malang, 19 Juli 2012
"bersiap diri menyambut datangnya bulan berkah"

Sisiku dan Sisimu..

m

Menapaki sisi-sisimu.. alangkah jauhnya engkau dan aku. 
Menyelami duniamu, betapa jauhnya dunia kita saling berhadapan.
Ada ruas dan sekat yang dalam di antaranya, tak mampu lebur dalam satu waktu.
Dua lembar sisi dunia kita, ada lembaran dongeng yang mengharuskan aku memahaminya dalam ruang berbeda. Namun, kita masih dalam waktu dan detik yang selalu sama.

Sisi-sisimu, adalah dunia yang tak tersentuh hujan-hujanku. Memetamorfosa segalanya dalam keramahan sebuah nurani. Alur yang searah denganku, namun tak seniat dengan deretan detak mimpi-mimpiku. Seringkali, sayap-sayap rinduku yang lembut perlahan tergores oleh ranting-ranting dalam jiwamu. Aku tertinggal jauh olehmu, oleh segala sisi yang engkau miliki dan bingkai sendiri. Perlahan, aku seakan mendekap nafas erat-erat dalam pertahanan waktu. Jarak tak mengubah segalanya, aku masih terus mengikutimu.. menapaki dengan sabar sisa jejakmu yang masih menghangat di bulir pasir waktu. Prasangka dan kadangkala rasa cintaku, membulir hingga tak tahu hari dan jam..
Ah, waktu... izinkan aku bertahan dalam menyelami semua sisi-sisimu...


Sisi-sisiku, adalah ruang berbatas dengan aroma perdu sehabis tersiram hujan. Sisiku, berwarna kelabu, lembut dan mencekam sensasi. Aku tak berharap engkau mengerti, aku tak memaksa untuk dipahami. Sebab, jarak kita adalah antara hujan dan teriknya malam menggantung nadi. Kubayangkan engkau yang melangkah lemah dengan ujung pena meruncing di ujung hati. Menggurat waktu dengan rindu namun saling menggelabui. Melepas pandang namun hati menjelmakan sebuah bongkahan fajar di pinggir sunyi.


Sisi-sisiku, adalah aku yang setiap merindu selalu bernafas dengan irama sunyi. Melepas perih dengan lirih yang tersembunyi. Dan, sisi-sisimu adalah ruang lain dari fajar yang memantik renyai kemilau. Tertahan, menggema dan saling membenamkan..


Pada sisiku dan sisimu.. Adalah dunia dengan sekat rindu yang melagu dalam jarak sepi. 




Malang, 18 Juli 2012

I am Just Afraid..


Izzaty.. saya hanya takut.
Bukan tak percaya padaMu, tetapi saya hanya takut
saya takut mendapati kenyataan bahwa hati saya serapuh
daun musim gugur
meski seringkali saya terjatuh dan terluka
namun, saya tak bisa untuk tak takut
memasuki gerbang itu untuk Engkau
ah, betapa bodohnya rasa takut dan hati saya
Izinkan saya tetap berada dalam arahMu
Izzaty...



Malang, 18 Juli 2012

Your Voice...


Ingin sekali..
mendengar suaramu, yang sejenak mampu
melenyapkan waktu dan detik-detiknya
melebur semua runyam rindu yang terus menagih
yang juga sekejap melelapkan dunia
Tetapi, sepertinya saya yang terlalu sering
menghadirkan mimpi-mimpi tentangmu
Padahal, saya sedang rindu
yang sesaknya tak kenal waktu.



Malang, 17 Juli 2012

Bisik Lirih Kepada Tuhan..


Tuhan, tak ada yang lebih kuinginkan dari kebahagiaan untuknya
atas semua cerita dan hati yang bersedia mendengarku
memberiku ruang tak berbatas di dalamnya
Izinkan ia memiliki segalanya
segala pernik kabahagiaan cinta
yang selalu ia damba selama ini
Tak ada yang bisa kupinta lebih dari ini padaMu, Tuhan
tentangnya, bukankah Engkau lebih tahu dibanding siapapun
tentangnya, bukankah Engkau lebih dekat dibanding apapun
.....



Malang, 15 Juli 2012
doa kecil untukmu, kawan

Izzaty,, Sakit Apakah Ini?


Kuamini doamu, kawan..
Untuk teguran lembut Tuhan, atas sebuah raga ini
Terima kasih... atas rahasia ini


Probolinggo, 13 Juli 2012

Doa Kecil Dari Sahabat...


Doa kecil untukmu, unnie..
yang pertama,
semoga engkau sehat selalu dan tak mudah jatuh sakit
yang kedua,
semoga engkau dipertemukan dengan teman-teman
yang baik, yang membuatmu merasa nyaman
ketika bersama mereka.
yang ketiga,
semoga engkau dijodohkan dengan seseorang yang 
engkau cintai dengan sepenuh hati
Dan yang tidak terbatas, semoga engkau diberi segala hal
yang terbaik untuk setiap perjalanan hidup ini.
.....


Doa kecil ini,,,
adalah hadiah besar darimu, kawan...
Taqabbalallah ya kariim
amiin.



Thank You, Allah...


Terima kasih, Ya Izzaty...
hadiahkan dia untuk saya rindukan saat ini
meskipun saya harus tertatih menahan nyeri di sini karenanya
bertahan untuk sebuah rindu yang tak terobati
Namun, telah Engkau anugrahkan dia
untuk saya cintai perlahan-lahan
membawa saya pada sebuah penantian yang bermakna.
Bilamana dia adalah garis takdir untuk saya...
permudahkanlah segalanya.
Namun, bilamana dia hanya persinggahan sementara bagi hati saya
Izinkan hati saya menahan luka ketakberdayaan
atas semua cinta yang terlanjur saya berikan.
Terima kasih, Izzaty...
mengizinkan saya mencintaiMu lewat dia
yang memberikan segalanya padaMu.
...........



Probolinggo, 12 Juli 2012


Miss You, Again...


Rindu itu tak pernah sekalipun berhenti
menagih pada waktu untuk setiap harinya
mengeja detik dengan perlahan dan nyeri
selalu saya, yang merindukanmu sekuat ini
lagi dan lagi.....


Probolinggo, 12 Juli 2012

When You're Gone...


Kamis, 12 Juli 2012. 16.25 wib


Menatap punggungmu menjauh sambil mengayuh sepeda. Aku berpikir, betapa jauhnya kamu mengayuh langkah hanya untuk sepotong rindu itu. Aku merasa tak pantas untuk kau rindukan seusai aku lebih sering membuatmu terjatuh dengan luka berdarah. Perpisahan itu masih belum mampu kamu artikan sendirian, bukan? Begitupun aku, lebih sering merenung menatap kenangan kita yang sudah berada di ujung waktu ini. Namun, dunia tetap akan seperti ini seberat apapun hati kita bersangsi.


Airmataku jatuh satu-satu meski tak sederas hujan musim dingin sambil menatap kepergianmu. Tak ada yang mampu kulakukan dengan upacara kecil perpisahan kita yang hanya berbekal coca-cola itu. Terduduk lemas di ruang tamu dengan tumpahan karbonasi, mereka seakan tahu bahwa upacara ini tak penting sekali untuk sebuah label kesejatian seumur hidup. Ketika kamu pergi, yang ada hanya iringan ritmis kenangan kosong di ujung bangku ruang tamu itu. Aku menyesap setiap hadirmu dengan kenangan khusus pada diari. Memastikan waktu untuk tak menghapusmu hingga nanti.


Kutajamkan hatiku, sayup-sayup kudengar runtun gelakmu dari ruang di ujung sanubariku. Ternyata hatiku merekammu penuh detil hingga aku mampu merasakan hadirmu sedekat ini. Sejelas aku merekam berlalunya engkau untuk yang terakhir kali. Upacara kecil itu benar-benar sebuah tanda bahwa aku rela melepasmu pergi. Toh, kita pasti akan bertemu lagi kan? Biarkan waktu saja yang mengerti tentang semua ini. 


Mungkin, diwaktu yang akan datang. Tabungan kisah yang akan kuceritakan padamu akan sepadat denyar matahari. Mungkin masih tentang ia atau mungkin tentang lukaku padanya. Semuanya kupastikan akan memaket padamu...


Probolinggo, 12 Juli 2012
Terima kasih, sudah hadir di istana dan hatiku.

Why, I Can't Give Up...?


Mengapa saya tak bisa berhenti..?
Untuk merindukanmu
meski hanya dengan irama pelan
Namun, ini cukup menyakitkan
.....



Probolinggo, 12 Juli 2012

From All My Heart...


Terima kasih sudah datang ke dalam hatiku. Memulai untuk memahami ritmis dan irama perjalananku. Semoga aku tak salah memahamimu. Bahwa aku amat sulit dipahami, bahwa aku amat rumit dimengerti. Namun, aku takkan memintamu untuk itu semua. Biar aku terlebih dahulu yang menyelami duniamu, memahami dalamnya kesungguhanmu. Dan mengerti bagaimana engkau memaknai semua dengan hatiku. 


Engkau hadir di sini saja, mencoba datang dengan segala kepasrahan dan kerelaan. Adalah sebuah cinta tak berbayar yang begitu mahal harganya. Menawariku untuk selalu tersenyum, tak memintaku untuk terus berlabuh di armada yang sama, serta memberiku segenap ruang dihatimu. Itu adalah hadiah terbesar untukku.


Semoga itu adalah aku, yang pelan-pelan merindukanmu seperti irama denyar hujan di musim kelabu. Yang menghangatkan hatimu dengan mengingatku. Yang mendebarkan jantungmu setiap detik dan yang membuatmu selalu jatuh cinta sepanjang waktu.




Probolinggo, 12 Juli 2012

Lelaki Naga...


Dalam kesedihan dan kearifannya..
waktu adalah teman yang baik.


Pada suatu siang yang meradang, lelaki naga berblu merah berangkat ke timur. Ia hendak memberondong matahari dengan segerobak pertanyaan: tentang perempuan, cinta, relasi, hidup, juga hati yang remuk berjebai.


"Untuk apa engkau datang kepadaku?" matahari bertanya seraya meredupkan sinarnya.
"Aku ingin seperti dirimu. Memberi tak mengharap kembali. Engkau bersinar sepanjang hari, memberi nafas dan kehidupan bagi penghuni bumi, tapi tak pernah mengharapkan imbalan. Begitu ikhlas. Bagaimana kau bisa begitu?" tanya lelaki naga berbulu merah.


Matahari tersenyum, lalu bertanya, "mengapa engkau hendak menjadi seperti diriku, memberi tak meminta kembali?"



About You...


Kawan, tak ada yang lebih baik dari tanganmu..
ketika hatiku terluka dan bersedia menghapus airmataku
tak ada yang lebih indah dari bermimpi bersamamu
merangkai bintang dengan seluruh ujung-ujungnya
menghayati setiap derai luka dengan tawa dan pelukan hangat
sungguh kawan, tak ada yang lebih hangat dari telapakmu
ketika engkau bersedia hadir di bawah atap langit
menghela setiap resah bersamaku..
......
namun, tanpa terasa waktulah yang harus bicara pelan
tentang sebuah jeda panjang yang dahulu seringkali kita bicarakan
bahwa pada suatu hari, kita harus merelakan pertemuan
dengan cerita lain untuk sebuah 'selamat datang'
yang kumiliki sekarang hanya sebuah kenangan
bahwa engkau sempat hadir menitipkan makna pada sebuah perjalanan
yang tak lekang terhempas detak
bahwa engkau juga sempat di sini
beriringan melambai bersama sebuah langkah
tanpa pernah tahu duri mana yang lebih terjal
bahwa kita juga tak pernah tahu
selama bersama.. tak ada yang lebih berarti daripada berada di sampingmu
saling menyandarkan bahu menatap nyata dunia.
Engkaulah itu, kawan..
yang tak lelah memberi dan memberi
terima kasih tanpa jeda untukmu.



Probolinggo, 12 Juli 2012