Free Your Way...


From this 24 hours, how many minutes did you laugh foolishly? 
I just guessed it.. you haven't
From this 24 years old of your life, how many times you set your self to be free?
I already guessed it too, and exactly I was true... you haven't do it yet

Sometimes you feel like wanna go somewhere
without any doubt and fear
you just want to let it flow naturally as human being
but you still don't understand what happen with your step
it always stops..

Some moslems people said that when you becomes yourself
you can see Him through your mind
you can feel this greatest life in your soul
while you just feel anything

you haven't give the biggest thing to your parents,
you haven't take your friend's sadness away
you haven't as rich as Mohammad's best friend
you haven't make this country better
you haven't falling in love too

you just said that 'I am on my way'
sometimes you told me 'I am just an ordinary human being, I need a process'
why you still waste the time?
just heading on to be you immediately
you don't need money to make it
you just to be you
only you

#semoga ini membantu saya menjadi diri sendiri
at least

Yogyakarta, 26 Agustus 2014

One Day.. I Will Give It Back






Suatu hari,,,
entah kapan itu akan terjadi
aku akan datang memberi tanpa harus kau minta
suatu hari,,,
aku akan membalas semuanya
meskipun yang ku tahu takkan pernah cukup untuk itu

--- Koury

"Tak mengapa, kamu cuma harus fokus kuliah saja. Kesulitan ini cuma terjadi kali ini, nak."
umi mengerti apa yang menjadi kegalauan saya sepanjang saya berada di rumah.
...........
Beberapa waktu kemudian, saya mendengar keputusan abi untuk menjual sepetak tanah yang dulu terbeli dengan susah payah. Mendadak saya berdiri dan berkata lantang.
"Lahan itu lahan kesayangan bapak. Kalau cuma karena ingin membiayai SPP saya, saya lebih baik berhenti kuliah sementara ini."
Abi ikut berdiri dan marah tanpa henti.

Seorang tetangga tiba-tiba datang dan berkata dengan sinis bahwa saya harus jadi seperti ini dan itu kelak mengingat bagaimana perjuangan orang tua saya selama ini. Saya semakin tertunduk lesu dan ingin sekali marah.


Same problem, different scene
Rhie
Yogyakarta, 21102014

Beautiful Freedom,,,


Dear straight people,
Who do you think you are?
Do you have to make it so obvious that I make you uncomfortable?
Why do I make you uncomfortable?
Do you know that makes me uncomfortable?
Now we both uncomfortable.


-- Denice Frohman 
 
Hari ini saya menulis status yang sama di akun facebook. Sebuah puisi yang cukup menggugah kesadaran saya selama ini. Ketika saya membaca puisi itu secara keseluruhan, yang terjadi adalah slide ingatan saya di masa lalu tentang mereka yang dengan 'sengaja' tersingkirkan. 

Slide pertama:
Saat itu saya duduk manis di kelas 2 SMP ketika teman sebangku saya mulai bercerita tentang hal yang sangat ia benci. Perilaku teman sekamarnya (di pesantren) yang cenderung menyimpang. Ia membenci karena ia baru saja mengetahui kalau ternyata teman sekamarnya itu seorang lesbian. Saya hanya mendengarkan saja dan diam dengan bodohnya karena tak tahu harus bagaimana. Curhatan itu kemudian tanpa sengaja terdengar oleh salah seorang teman sekelas saya yang lain. Dan akhirnya menimbulkan desas-desus yang membuat saya tidak nyaman berada di kelas tersebut.
-- Pada suatu ketika, saya pernah melihat teman sekamarnya tersebut berada di pojok ruang kelas. Menulis sebuah diary sambil menyeka air mata. Sesekali ia menoleh kanan-kiri takut-takut ketahuan kalau ia sedang menangis di jam istirahat.

Slide kedua:
Ketika salah seorang teman dekat mencurahkan isi hatinya. Hal yang membuat ia cukup muak karena ternyata di sekolah ada seorang guru yang memiliki different gender orientation. Ia berkata: kenapa harus seperti itu? Dia kan seorang guru. Mestinya memberi teladan yang baik bagi siswanya.

(Menghela napas panjang.. Karena tiba-tiba ingin sekali marah)
............
Lalu, kenapa?
Apa kita benar karena kita telah membicarakan orientasi seksual dan menyudutkannya di pojok ruangan? Apa kita juga benar karena telah membuat dia menangis? Atau jangan-jangan kita yang telah membikin dunia ini sedemikian mengerikan karena menciptakan perbedaan yang tak tertoleransi?

Bukankah kita ini manusia? Kitab-kitab suci kita bilang bahwa tak ada masalah dengan perbedaan. Rasul kita mencintai semua orang yang ada di dekatnya, bahkan musuh-musuhnya. Nabi kita tak pernah mengajari kita untuk menghakimi perbedaan orang lain, termasuk pilihan hidupnya. Mereka tahu apa yang mereka pilih. Kita mencari keutuhan kita dalam pernikahan antara laki-laki dan perempuan. Mereka mencari keutuhan mereka dengan pilihan mereka sendiri. Bukankah itu saja sudah cukup memberi pemahaman bahwa dunia memang seperti ini.

Teladan? Bullshit... Apa kita telah memberi teladan yang baik pula pada anak-anak? Apa dengan membicarakannya diam-diam merupakan teladan bagi anak-anak? Apa dengan menghakimi orientasi seksual orang lain itu adalah sifat teladan? Ada hubungan apa antara memberi teladan yang baik dengan orientasi seksual?
Bisa jadi, dia adalah guru yang baik dan dicintai anak-anak. Namun, karena kita telah meletakkan dia di sebuah ruang yang benar-benar asing dalam dunia sosial kita, kita telah merubah cinta anak-anak menjadi sebentuk perasaan jijik dan muak.

(Long silence.....)
........

Kita sedang membicarakan diri kita. Jika heteroseksualitas menjadi sesuatu yang normal sedangkan di luar itu tidak normal, siapakah yang menjadikannya tidak normal? Diri kita. Allah itu tak pernah pilih-pilih antara laki-laki dan perempuan. Penafsiran kita dan ideologi kitalah yang membuat dunia ini tampak kacau. Berpikirlah lebih terbuka, karena sekali lagi Allah hanya menilai seseorang dari kualitas takwanya. Kualitas takwa itu tak cuma di dapatkan dengan shalat dan baca Al Quran di masjid, tetapi kualitas takwa yang bermakna kualitas hidup dan pemahaman kita. 

Rhie, Yogyakarta
21 Agustus 2014

Limit... or Unlimit

Aku telah melewati semua batas kemungkinan dan logika untuk bertemu denganmu. Dan semuanya tertutup sekalipun telah kuketuk.
Namun aku ingin mencoba jalan itu. Sebuah lintasan liminalitas. Batas antara kemungkinan dan ketidakmungkinan.
Sambil berharap kita bertemu, untuk sebuah penjelasan.

Failed


I tried to go on like I never knew you
I am awake but my world is half asleep
I pray for this heart to be unbroken

--- Incomplete, Backstreet Boys

Jika suatu hari kamu kembali, saya tak berjanji kamu akan menemukan yang kamu cari di sini. Di dalam diri saya. Jika kamu takkan kembali. Saya akan mencarimu. Menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Menagihmu sebuah penjelasan pasti. Memancangmu dalam karma karena telah sesuatu yang tak terjelaskan.


Me, Ry
5 August 2014
'Dengan sebuah kemarahan, lagi'