Where...?


"Dimana dia" tanyaku
"Di suatu tempat yang lebih baik dari tempat dimana aku berpijak saat ini" Jawab sahabatnya
"..................." aku ingin mengatakan sesuatu, tetapi semuanya seakan berhenti ditenggorokan.
"Kamu rindu dia ya?"
"Tidak" aku berusaha sealamiah mungkin agar tidak ketahuan.
Ia tersenyum.
Aku tersenyum.
'Sangat rindu' jawabku dalam lubuk hati, berbisik pada waktu.
Ia menganggukkan kepala.
"Dia tahu. Hanya saja semua tak sesederhana yang sempat kamu pikirkan. Karena itu dia sedikit berlari ke arah yang berlawanan. Berusaha melupakanmu." Ia seakan-akan tahu apa yang kupikirkan.
Aku berusaha menghindari tatapan matanya.
"Aku tidak apa-apa. Aku bilang aku tidak merindukannya.." kataku sambil tersenyum, memaksa.
Dia menganggukkan kepala lagi
"Baiklah. Semoga kamu bahagia, Ry."
Dia pergi terhembus kesadaranku di tengah malam.

Oh, Rabby... itu hanya mimpi. Dan keringat dingin mulai menjalari tubuhku yang bergetar. Ruang kamarku sepi, hanya terdengar suara bising kesunyian yang diciptakan malam dini.

Pukul 02. 48 wib
Kantukku menghilang diterpa rasa sedih yang dalam. Ternyata, aku belum sembuh.
Kunikmati seduhan air wudhu, berharap Tuhan mengembalikanku pada kenyataan sekalipun pahit. Tak apalah, lama-lama perasaan ini pasti akan hilang. Mungkin butuh waktu yang lebih lama dari 2 tahun.

Di sujud malam itu, aku kembali bertekad akan melupakanmu. Sebuah tekad yang setiap waktu kuperteguh dalam sujud dan doa-doaku selama dua tahun ini. Sebuah niat yang kuperkuat dalam ruang-ruang belajarku. Aku berpikir, mungkin aku harus berusaha lebih keras lagi daripada ini.


Yogyakarta
Today, 5 June 2014
in my greeny room


Tidak ada komentar:

Posting Komentar