Nightmare



How long I've waited, waited for you
To come back to hold me
What should I, what should I,
What should I do
When I feel so lonely

How could you do this to me
I won't let you hurt me again now

(The Waiting One -- All That Remains)

Entah sudah berapa kali saya bermimpi demikian. Bagimu mungkin itu hanya mimpi biasa saja. Sebuah dunia yang tak nyata milik semua orang. Atau mungkin kamu akan bilang bahwa semuanya hanya imajinasi belaka. Sungguhan, saya tak percaya. Mungkin perasaan saya saja yang meyakinkan. Kamu datang dengan jubah antagonis dalam sebuah permainan. Saya terpojok di dunia saya sendiri. Kamu mengambil alih semua kendali. Lalu kemudian di tengah malam saya harus terjaga dengan napas memburu dan keringat yang mendingin.

Saya tak ingin percaya itu semua. Tetapi hati saya membawanya hingga alam nyata. Bukan apa-apa. Kamu hanya pergi tanpa pamit. Itu saja yang sempat membuat terluka. Aku tahu, kesadaranku mulai terancam dengan ilusi-ilusi mimpi buruk itu. Aku ingin terbiasa melaluinya. Sama seperti ketika di masa lalu. Ketika semua perjalanan berat ini dimulai. Ketika waktu masih membelai dalam belia.

Tak hanya kamu, kawan. Dia juga demikian. Datang tanpa membawa apapun, lalu ia pergi membawa segalanya. Duniaku tak lagi utuh seperti sedia kala. Aku harus mempersiapkan segala kehilangan dan terluka. Aku juga masih harus menelan perihnya kesendirian. Lalu, bagaimanakah aku bercerita?


Yogyakarta
10 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar