When You're Gone...


Kamis, 12 Juli 2012. 16.25 wib


Menatap punggungmu menjauh sambil mengayuh sepeda. Aku berpikir, betapa jauhnya kamu mengayuh langkah hanya untuk sepotong rindu itu. Aku merasa tak pantas untuk kau rindukan seusai aku lebih sering membuatmu terjatuh dengan luka berdarah. Perpisahan itu masih belum mampu kamu artikan sendirian, bukan? Begitupun aku, lebih sering merenung menatap kenangan kita yang sudah berada di ujung waktu ini. Namun, dunia tetap akan seperti ini seberat apapun hati kita bersangsi.


Airmataku jatuh satu-satu meski tak sederas hujan musim dingin sambil menatap kepergianmu. Tak ada yang mampu kulakukan dengan upacara kecil perpisahan kita yang hanya berbekal coca-cola itu. Terduduk lemas di ruang tamu dengan tumpahan karbonasi, mereka seakan tahu bahwa upacara ini tak penting sekali untuk sebuah label kesejatian seumur hidup. Ketika kamu pergi, yang ada hanya iringan ritmis kenangan kosong di ujung bangku ruang tamu itu. Aku menyesap setiap hadirmu dengan kenangan khusus pada diari. Memastikan waktu untuk tak menghapusmu hingga nanti.


Kutajamkan hatiku, sayup-sayup kudengar runtun gelakmu dari ruang di ujung sanubariku. Ternyata hatiku merekammu penuh detil hingga aku mampu merasakan hadirmu sedekat ini. Sejelas aku merekam berlalunya engkau untuk yang terakhir kali. Upacara kecil itu benar-benar sebuah tanda bahwa aku rela melepasmu pergi. Toh, kita pasti akan bertemu lagi kan? Biarkan waktu saja yang mengerti tentang semua ini. 


Mungkin, diwaktu yang akan datang. Tabungan kisah yang akan kuceritakan padamu akan sepadat denyar matahari. Mungkin masih tentang ia atau mungkin tentang lukaku padanya. Semuanya kupastikan akan memaket padamu...


Probolinggo, 12 Juli 2012
Terima kasih, sudah hadir di istana dan hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar