Hembus hujan itu, menyeret lirih sedih duka yang menggumpal dalam sangkar mendung.
Melesakkan nafas sejuk di seluruh renyainya.
Lalu, mengapa kau membencinya?
Ketika tetesnya menampakkan bayanganmu di sisiku. Ketika cerita tentangmu membungkam beku dalam renyainya. Dan ketika itulah betapa aku mencintai hujan yang di dalamnya ada bayang nyatamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar