Abi,,,



Tak ada yang mengerti mengapa engkau seperti ini. Tak ada yang paham bahwa kadangkala aku terlalu sempurna untuk sekedar memilikimu. Menceritakan kisah-kisah kecil tentangmu adalah jejakan iluminasi dalam kalbu yang diam-diam merapuh sebab waktu. Namun, waktu menegurku dan menegurmu.
Menegur nuraniku, sebab kadangkala aku salah memahami semua keinginan dan harapanmu. Menegur jiwaku, sebab seringkali aku memilih diam di balik bayanganmu, perlahan menjauh dan menarik diri darimu. Menegur engkau, sebab engkau menginginkan sempurna itu selalu untukku. Sementara jiwaku tak selangkah dengan apa yang engkau inginkan.

Abi… Maaf
Jika terkadang aku menoleh ke jalan lain tatkala engkau mencurah perhatianmu padaku. Dan jika seringkali aku menolak sempurna cinta yang ingin kau beri. Namun, saat ini. Adalah saat yang paling ingin kuhapus segalanya, mengingat segala cinta yang kau beri semakin membungkusku dalam luka dan airmata.
Abi, Maaf
Karena aku tak seperti yang engkau harapkan dahulu. Lebih sering memalingkan hati pada egoku sendiri. Ego yang kuanggap akan memberiku jalan pada jati diriku.
Abi,,,
Hari ini adalah hari dimana engkau masih sempat membayangkan sebuah jingga bahagia memenuhi rongga dadaku. Padahal engkau tahu, betapa perih dan luka itu menganga dan menabur biru dalam jauhnya hatimu. Dan hari ini pula, adalah hari dimana aku benar-benar ingin melihatmu. Menatapmu kembali dalam decak penuh harapan kembali. Bisakah bertahan sekali lagi di sana untukku?




Malang, 23 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar