It's Hurt...



Bertahanlah Ry… (sambil menepuk-nepuk dada karena sesak). Menyakitkan sekali ketika saya harus bertahan dan berjuang di ujung tanduk ini, ia malah berbalik mendorong saya hingga jatuh. Ia yang saya anggap saudara yang hidup seatap rumah, lebih mempercayai ucapan orang lain daripada kenyataan. Mendorong jatuh ketika saya mencoba bertahan di ujung kejatuhan ini. Menyakiti hati saya, membuat sesak setelah semua lelah yang tak terbayar.
Bertahan untuk tetap memahami rasa lelahnya juga, tetapi hati saya terlalu sakit untuk sekedar mengatakan kenyataan yang sesungguhnya. Terlalu banyak waktu yang ia rampas dari detik-detikku ingin menjelaskan. Semua terasa melelahkan, jika begini maka yang kadangkala saya lakukan hanya diam menahan agar tak tumpah ruah kemana-mana. Semoga hanya saya yang merasakan perih ini. Tidak siapapun, bahkan ia.
Hari ini, hanya akan tertabir kelam malam. Rasa sakit ini, esok pasti akan lenyap seiring surya menawarkan hangat sinarnya. Memeluk kelabu malam yang menyesakkan. Menyimpan kembali nyata pahit yang kemarin terhadirkan. Percayalah Ry, lelah ini hanya sebentar saja. Tak mudah melaluinya, namun tak berarti tak bisa. Tersenyumlah Ry, agar segalanya terasa mudah dan airmata tak terlalu banyak mengatakan sesuatu. Curam memang jalan ini… sebab engkau semakin lama dan jauh menempuh jarak dan waktu. 
Tak perlu menghilangkannya, sebab ia milikmu yang utuh. Rasa marah itu tak mampu hilang, namun mampu terkendalikan. Hanya saja, harus saya temukan titik kulminasinya dimana. 

Malang, 5 March 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar